Friday, March 27, 2015

Peninggalan, Mata Uang dan Lambang Kerajaan Islam Nusantara

Peninggalan dan Lambang Kerajaan


Terdapat banyak kerajaan Islam di Indonesia. Setiap kerajaan, memiliki peninggalan budaya yang berbeda dan khas. Selain peninggalan budaya, tiap kerajaan juga memiliki lambang yang mencirikan kerajaan tersebut. Nah, kali ini, saya akan menampilkan beberapa foto dari beberapa kerajaan Islam yang ada di Indonesia.

1. Kesultanan Samudra Pasai
Lambang Kerajaan Samudra Pasai







2. Kesultanan Aceh Darussalam 

Lambang Kesultanan Aceh Darussalam

Singgasana Sultan

Makam Sultan Iskandar Muda
 
Masjid Raya Baiturahman







3. Kesultanan Demak

Makam Pati Unus

 
Masjid Agung Demak
4. Kerajaan Mataram Islam
Lambang Kesultanan Mataram
Babad Jawi


Makam Kota Gede

5. Kesultanan Cirebon
Lambang Kerajaan Cirebon

Keraton Kasepuhan

Kereta Kerajaan
6. Kesultanan Banten
Lambang Kerajaan
Keraton Surosowan

Meriam Ki Amuk
7. Kesultanan Ternate
Istana Kesultanan Ternate


Al-quran tua
8. Kesultanan Makassar
Lambang Kesultanan Makassar

Makam Kerajaan Tallo berundak

Istana Kerajaan Makassar

Mata Uang

Mata Uang Kerajaan Aceh

Mata Uang Kesultanan Sumenep

Mata Uang Kesultanan Cirebon

Mata Uang Kesultanan Makassar

Mata Uang Kerajaan Pasai


   
Mata Uang Kesultanan Banten 



      Source: 






           


                                                                                                                                                                                                        

Sunday, March 1, 2015

Artikel : Singasari



Ada banyak kerajaan bercorak Hindu-Buddha di Indonesia. Kali ini, saya mendapat tugas untuk menceritakan salah satu dari sekian kerajaan besar yang ada di Indonesia ini. Dan... saya memilih Kerajaan Singasari. Alasannya? Yap, kerajaan ini memiliki cerita yang cukup rumit dan penuh konflik. Cerita yang ada di dalamnya sangat menarik dan mengandung banyak nilai moral untuk kita semua.

Oke, cerita dimulai.

Dahulu, sekitar tahun 1222 kerajaan ini didirikan oleh seorang pemuda bernama Ken Arok. Kerajaan ini tidak didirikan dengan mudah begitu saja. Ada banyak hal dan berbagai ‘tipu muslihat’ yang dilakukan sebelum kerajaan ini didirikan.
Alkisah, dahulu, ada seorang pemuda bernama Ken Arok. Ayahnya sudah meninggal sebelum ia lahir. Dan ibunya...ia membuang Ken Arok ketika lahir di pemakaman. Ken Arok pun diasuh oleh seorang pencuri bernama Lembong. Ketika ia beranjak usia, Ken Arok tumbuh sebagai seorang pencuri yang sangat lihai dan suka berjudi. Lembong pun terbebani oleh banyak hutang karenanya. Oleh sebab itu, Lembong di kemudian hari mengusir Ken Arok. Ken Arok kemudian diasuh oleh serorang gembong judi bernama Bango Samparan. Namun, Ken Arok tidak betah hidup bersama istri tua dari Bango Samparan. Ia kemudian berteman dekat dengan Tita, anak kepala desa. Bersamanya ia berdua dikenal sebagai duo rampok yang ditakuti masyarakat.Hal ini terus berlanjut hingga akhirnya ia bertemu Lohgawe seorang pendeta dari India yang menganggap Ken Arok adalah titisan Wisnu.
Berkat bantuan Lohgawe, Ken Arok bisa bekerja sebagai pengawal dari Tunggul Ametung, seorang camat-istilah zaman kini- di daerah Tumapel. Tunggul Ametung memiliki seorang istri yang sangat cantik yang bernama Ken Dedes. Ia menikahinya setelah menculiknya dari ayahnya Ken Dedes, Mpu Purwa yang merupakan seorang pendeta  Buddha. Ayahnya Ken Dedes kemudian mengutuk siapapun yang menculik Ken Dedes kelak akan terbunuh oleh kecantikan Ken Dedes.

Kembali ke Ken Arok. Layaknya pria pada umumnya, ia juga terpesona oleh kecantikan Ken Dedes. Hal itu membuatnya ingin memiliki Ken Dedes. Keinginan untuk memilikinya ini semakin besar ketika ia secara tak sengaja melihat kaki dari Ken Dedes yang bersinar. Hal itu disebutkan merupakan pertanda dari seseorang yang akan melahirkan raja-raja besar di kelak hari.
Ken Arok pun merencanakan pembunuhan pada Tunggul Ametung. Pembunuhan ini berjalan lancar dengan memanfaatkan orang bernama Kebo Ijo dan senjata berupa keris Mpu Gandring. Namun, keris Mpu Gandring itu juga membawa kutukan bagi Ken Arok. Karena, usut punya usut, ketidaksabaran Ken Arok dalam menunggu masa pembuatan keris membuatnya membunuh sang Mpu dan membuat Mpu tersebut melontarka kutukan yang menyatakan keturunan Ken Arok kelak akan terbunuh oleh keris tersebut.

etelah berhasil menyingkirkan Tunggul Ametung, Ken Arok menikahi Ken Dedes. Ia kemudian berniat melepaskan Tumapel dari Kadiri. Nah, di tahun 1254, terjadi konflik antara Kertajaya dan kaum Brahmana. Kaum Brahmana ini nih, dipimpin oleh Ken Arok. Konflik dimenangkan oleh pihak Ken Arok.

Di kemudian hari, Ken Arok terbunuh oleh anak dari Tunggul Ametung dan Ken Dedes, Anusapati. Ia terbunuh dengan keris yang ia gunakan untuk membunuh Tunggul Ametung. Dan nantinya, Anusapati akan dibunuh oleh anak dari Ken Arok yang mendendam mengetahui ayahnya terbunuh, yakni Tohjaya.

Kerajaan Singasari mencapai masa kejayaan pada masa pemerintahan Kertanegara. Ia berhasil melakukan ekspansi ke luar Jawa. Pada tahun 1275 ia mengirim pasukan Ekspedisi Pamalayu untuk menjadikan Sumatra sebagai benteng pertahanan dalam menghadapi ekspansi bangsa Mongol. Saat itu penguasa Sumatra adalah Kerajaan Dharmasraya (kelanjutan dari Kerajaan Malayu). Kerajaan ini akhirnya dianggap telah ditundukkan, dengan dikirimkannya bukti arca Amoghapasa yang dari Kertanagara, sebagai tanda persahabatan kedua negara. Pada tahun 1284, Kertanagara juga mengadakan ekspedisi menaklukkan Bali. Pada tahun 1289 Kaisar Kubilai Khan mengirim utusan ke Singhasari meminta agar Jawa mengakui kedaulatan Mongol. Namun permintaan itu ditolak tegas oleh Kertanagara. Nagarakretagama menyebutkan daerah-daerah bawahan Singhasari di luar Jawa pada masa Kertanagara antara lain, Melayu, Bali, Pahang, Gurun, dan Bakulapura.

Setiap hal memiliki kelebihan dan kekurangan. Termasuk Kerajaan Singasari ini. Kelebihannya, well...
Keberanian yang dimiliki Kerajaan Singasari ini patut diacungi jempol. Kerajaan ini dengan berani melawan perintah tunduk yang dibawa oleh Kerajaan Mongol. Selain itu, kerajaan ini juga dengan hebatnya berani memulai ekspansi ke luar daerah selain Jawa. Sedangkan untuk kekurangannya. Cukup jelas kan ya? Kerajaan ini memiliki cerita yang cukup ironis dengan tragedi tragedi yang ada di dalamnya. Udah kayak sinetron aja malah. Bercanda kok. Konflik antar saudara di dalamnya jelas menunjukkan betapa tidak bersatunya kerajaan ini. Duh. Padahal kan, kalo bersatu lebih baik kan ya? Mungkin saja kalau tidak ada konflik seperti ini, maka mereka bisa jauh lebih hebat lagi.

Nah, sekilas membaca mengenai Kerajaan Singasari ini, ada beberapa nilai moral yang bsia kita ambil dari kerajaan Singasari. Balas dendam, haus kekuasaan, dan keserakahan hanya akan membawa kita pada kehancuran. Hal ini terpampang jelas pada kisah dari kerajaan ini. Dan sudah sepatutnya kita belajar agar hal seperti ini jelas tidak terulang di masa-masa yang akan datang pada kehidupan kita. Yakan?