Monday, October 26, 2015

Resensi : Memoar Romantika Probosutedjo : Saya dan Mas Harto



Judul buku                      : Memoar Romantika Probosutedjo : Saya dan Mas Harto
No. ISBN
: 9789792257502 
Penulis
Penerbit
Tanggal terbit
: Juni - 2010 
Jumlah Halaman
: 684 
Berat Buku
: -
Jenis Cover
: Soft Cover 
Dimensi(L x P)
: -
Kategori
: Memoar 
Teks Bahasa
: Indonesia ·


Sudah banyak buku yang mengisahkan mengenai bapak pembangunan Republik Indonesia, Soeharto. Banyak cara mengisahkannya, baik positif ataupun negatif. Pada tahun 2010, buku berupa memoar ini terbit, ikut menambah tulisan tentang sang Smiling General. Buku ini diluncurkan oleh adik dari Soeharto, Probosutedjo.
Buku ini mengisahkan cerita keseharian Bapak Soeharto dari sudut pandang sang adik tercinta. Menurutnya, Soeharto adalah sosok tenang, pendiam, berhati peka dan pandai mengendalikan emosinya. Senyuman selalu terlihat di wajahnya dalam kondisi apapun itu. Berdasarkan perspektif sang adik, hanya orang-orang terdekat Soeharto yang bisa memahami dan mengerti perasaannya. Memang, Probosutedjo bukan adik kandung dari Soeharto, namun, tetap, kekaguman akan sosok sang kakak tak pernah pernah berkurang di hatinya.
Runutan kisah semenjak kecil Soeharto, hingga pada penghujungnya, ketika ia bukan lagi sang penguasa negeri dituturkan dengan apik seperti memutar kembali rekaman sejarah. Cerita-cerita tentang Soeharto kecil yang senang bermain di alam bersama sang kakek adalah salah satunya. Probosutedjo menuliskan betapa ia senang mendengar cerita si kakak yang dianggapnya pasti begitu menggemaskan di masa kecilnya.
Kisah mengenai fase-fase penting dalam kehidupan berpolitik Soeharto, yakni ; G30SPKI dan Supersemar ikut diceritakan dengan detail sehingga membentuk satu bab tersendiri. Disitu, Probosutedjo benar menegaskan bahwa kejadian tersebut memang benar adanya.
Pasca lengsernya Soeharto, adalah salah satu bagian menarik dari buku yang mesti kita baca. Tidak banyak buku yang bercerita yang mengenai kehidupan Soeharto pasca lengser. Semua itu ia Probosutedjo ceritakan berdasarkan hubungannya dengan sang kakak.
"Mas Harto pasca lengser adalah seorang mantan pemimpin negara yang sangat kesepian. Walau masih ada sejumlah mantan anak buahnya yang sangat setia dan tetap menghormatinya, namun ia telah kehilangan banyak teman berdiskusi. Masa-masa setelah lengser juga identik dengan "pengucilan". Walau tidak ekstrem, saya merasakan perubahan-perubahan sikap yang tampak nyata dari orang-orang yang dulu dekat dengan Mas Harto, dan dekat pula dengan saya. Orang menjadi tidak terlalu respek kepada kami. Dengan mudah sosok-sosok yang semula akrab kemudian menjadi pihak yang sangat jauh dari kami. Mas Harto dan saya bisa menelan itu semua dengan lapang dada. Anak-anak Mas Harto juga cukup dewasa menyikapi ini".”, begitu kutipnya.

Pada penghujung buku, dikisahkan memoir antaranya dengan sang kakak yang begitu mencintai negeri ini terlepas apapun yang telah terjadi.




Kelebihan: Buku ini dikisahkan berdasarkan sudut pandang salah satu orang terdekat Soeharto sehingga kita bisa melihat sisi lain dari sosok pemimpin besar yang ternyata memiliki banyak sikap yang dapat kita tiru sehari-harinya.

Kekurangan : Dikarenakan dikisahkan menurut sudut pandang orang yang dekat dengan Bapak Harto, maka buku ini cenderung bersikap subjektif.