Wednesday, May 13, 2015

Ideologi yang Masuk Pada Masa Pergerakan Nasional

1. Nasionalisme

- Smith

Menurut Smith nasionalisme adalah satu gerakan ideologis untuk meraih dan memelihara otonomi, kohesi dan individuality bagi satu kelompok sosial tertentu yang diakui oleh beberapa anggotanya untuk membentuk atau menen­tukan satu bangsa yang sesungguhnya atau yang berupa potensi saja.

Ernest Gellenervia

 Nasionalisme adalah suatu prinsip politik yang beranggapan bahwa unit nasional dan politik seharusnya seimbang. 

-  Anderson

 Nasionalisme adalah kekuatan dan kontinuitas dari sentimen dan identitas nasional dengan mementingkan nation. 

-  H. Kohn
  Nasionalisme adalah suatu bentuk state of mind dan an act of consciousness. 

-  Ernest Renan
 Nasionalisme adalah kemauan untuk bersatu tanpa paksaan dalam semangat persamaan dan kewarganegaraan.

 

2. Liberalisme

- John Locke (1632-1704)

Filsafat politiknya sangat mempengaruhi semua filsuf Barat. Locke mendasari kesimpulannya pada metode empiris dan mengembangkan teori kedaulatan rakyat dengan kekuatan yang terpusat pada kehendak rakyat. Pemerintah hanya merupakan perwakilan di mana rakyat 'menitipkan' kekuasaannya dan rakyat dapat mencabutnya kembali apabila tidak mempercayai pemerintahan tersebut. Dia membenarkan adanya pembatasan terhadap kekuasaan kedaulatan rakyat, adanya hak rakyat dalam membentuk hukum, adanya toleransi terhadap perbedaan agama yang tidak bertentangan dengan kesatuan politik dan tertib ekonomi yang memberi kebebasan berdagang kepada semua orang. Dia yakin bahwa negara akan menjaga hak-hak asasinya. Ia menolak keabsahan politik pemerintahan gereja yang yakin menyatakan perlunya toleransi agama, tidak termasuk elemen yang subversif terhadap negara. Inti pemikiran inilah yang menjadikan sumber inspirasi bagi revolusi Amerika dan Prancis serta banyak kata-kata Locke yang dikutip dalam Deklarasi Kemerdekaan Amerika dan Hak-Hak Manusia Prancis.

- John Milton

Bukunya Aeropagiticia menyajikan kebebasan intelektual dalam tradisi liberal yang intinya mengandung argumentasi kuat menentang teori otoriter. Dasar asumsinya ialah manusia dengan akal pikirannya dapat membedakan yang benar dan salah; antara yang baik dan buruk. Agar dapat menggunakan kemampuannya itu maka manusia harus mempunyai hak-hak terbatas untuk dapat mendengarkan pemikiran dan cita-cita orang lain sehingga kebenaran akan tercapai dan dapat diperlihatkan dan dipertahankan asal diberi kebebasan untuk mempertahankan diri dalam `pertemuan bebas dan terbuka’ sehingga lahirlah sebuah konsep berdasarkan pemikiran Milton terkenal dengan “Pasar Ide Terbuka”. Konsep lain temuan Milton adalah “Konsep Pelurusan Sendiri”, yaitu dalam pertemuan perdebatan bebas maka semua yang hadir sebaiknya menyatakan pikiran dan perasaannya sebab pembahasan kemudian akan berakhir dengan pendapat yang benar akan bertahan, sedangkan yang salah akan hilang. Apabila yang salah akan menang maka sifatnya akan sementara sebab yang benar akan mencari tambahan pertahanan sehingga melalui proses pelurusan sendiri akhirnya akan menang. Maksud Milton agar pemerintah tidak membatasi pendapat orang jujur tetapi berbeda pandangan dengan pemerintah. Bahkan Milton meningkari kebebasan penuh dari Gereja Katolik Roma karena mereka tidak memenuhi ukuran kejujuran yang dibuatnya. Meskipun imbauan Milton tidak berpengaruh besar, pada abad 18 bukunya beredar secara luas di Inggris dan Amerika.

- Niccolò Machiavelli

Niccolò Machiavelli (Florence, 1469-1527), adalah seorang tokoh liberal terbaik yang dikenal dengan pendapatnya, Il Principe. Dia adalah pendiri realis filosofi politis yang mendukung pemerintahan republik, angkatan perang negara, divisi kekuasaan, perlindungan milik perorangan, dan pengekangan pembelanjaan pemerintah sebagai kebebasan suatu republik. Ia menulis secara ekstensif pada kebutuhan individu sebagai suatu karakteristik yang penting sebagai kepemerintahan yang stabil. Ia berargumentasi bahwa sebaik-baiknya kebebasan individu masih perlu dilindungi oleh legistasi serta regulasi yang baik dari pemerintah. Dan bahwa orang-orang yang bisa memimpin hukum dengan benar hanyalah orang-orang yang segala ambisi dan keegoisannya bisa dihilangkan dalam memelihara kebebasannya tersendiri. Dia berpendapat bahwa realisme adalah pusat gagasan dalam pelajaran politis dan mengutamakan kebebasan republik (individu) dibawah prinsip.

3. Sosialisme 

- Charles Boyer S J

1. Semua teori-teori ekonomi dan politik yang membela kepemilikan (ownership) kolektif atau kepemilikan pemerintah, dan pengaturan dari alat-alat produksi dan distribusi barang. 
2.a. sebuah sistem masyarakat atau kehidupan berkelompok yang di dalamnya tidak ada kepemilikan (property) pribadi. 
b. sebuah sistem atau kondisi masyarakat yang di dalamnya alat-alat produksi dikuasai dan dikontrol oleh negara.
3. Sebuah fase masyarakat yang di dalam teori transisi Marxist berada di antara kapitalisme dan komunisme, dan yang dicirikan oleh distribusi barang yang tidak merata dan pengupahan berdasarkan jumlah kerja yang dilakukan.

   Robert Owen
Pendapatnya mengenai paham sosialisme dapat kita baca di  buku berjudul “A View of Society, an Essay on the Formation of human Character”. Dalam bukunya tersebut, ia menyebutkan bahwa lingkungan sosial berpengaruh pada pembentukan karakter manusia. Ia berusaha mencari caranya dengan meningkatkan kesejahteraan pekerjanya.

- Karl Heinrich Marx
Ia menciptakan sosialisme yang didasarkan atas ilmu pengetahuan. Ia mengembangkan sosialisme secara radikal. Karya Karl Marx yang terkenal adalah “Das Kapital” yang menyatakan bahwa sejarah manusia adalah sejarah perjuangan kelas dan pemenang dari peperangan itu adalah kaum proletar (kaum buruh). Sosialisme pada masa penjajahan banyak mendapat simpati dari bangsa pribumi. Paham sosialisme semakin banyak berpengaruh setelah konsep ini dijadikan sebagai salah satu senjata menghadapi kolonialisme dan imperialisme. Di negara negara Asia – Afrika, banyak pemimpin yang tertarik dengan ajaran sosialisme. Namun, Sosialisme yang terlalu berlebihan akan menciptakan paham yang kita biasa kenal dengan sebutan Komunisme.


4. Komunisme 

Komunisme adalah sebuah paham yang menekankan kepemilikan bersama atas alat-alat produksi (tanah, tenaga kerja, modal) yang bertujuan untuk tercapainya masyarakat yang makmur, masyarakat komunis tanpa kelas dan semua orang sama. Komunisme ditandai dengan prinsip sama rata sama rasa dalam bidang ekonomi dan sekularisme yang radikal tatkala agama digantikan dengan ideologi komunis yang bersifat mendoktrin. Jadi, menurut ideologi komunis, kepentingan-kepentingan individu tunduk kepada kehendak partai, negara dan bangsa.  

1. Vladimir Ilivh Ulyanov (Lenin)
Lahir konsep Marxisme- Leninisme, konsep yang mengkombinasikan beberapa pemikran Marx yang orisinal dengan berbagai formulasinya yang disusun Lenin. Lenin juga memiliki visi mengenai pentingnya melakukan revolusi komunisme pada wilayah terbelakang guna perimbangan dunia menghadapi ancaman kapitalisme. Konsep Lenin mengenai diktator mengandung arti yang bersifat politik yakni diktator komunis atas kaum proletariat. Gagasan Ekonomi Baru (New Economy Policy) adalah gagasan Lenin yang memperkenalkan pemilikan perorangan secara terbatas.


2. Joseph Stalin (1879-1954)
  Menurut Stalin kekuasaan dilaksanakan bukan oleh mereka yang memilih dan memberikan suara, melainkan oleh mereka yang memerintah. Stalin telah mengubah konsep Lenin mengenai diktator proletariat yang telah menjadi diktator partai. Pada akhirnya ia menjadi diktator pemimpin dengan menghalalkan segala cara dalam mencapai tujuan. Ia berperan sebagai pelopor sosialisme, tanpa menunggu gerakan yang dilakukan kelas buruh serta mempelopori untuk berhasilnya gerakan komunis dunia (Komintern). Stalin memiliki pandangan mengenai sosialisme dengan aliran- alirannya dibagi menjadi tiga aliran yaitu Reformisme, Anarkisme, dan Marxisme. Stalin dikenal sebagai diktator yang sangat kejam dalam sejarah.


3. Mao Tse Tung
Menurut Mao, teori Marx, Lenin dan Stalin adalah teori yang bisa dipraktekkan dimana- mana, keyakinan ini diterjemahkan Mao sebagai penyingkiran terhadap mereka yang menolak perubahan. Mao menyatakan perubahan akan berhasil di wilayah pedesaan sebelum di kota- kota, dan di negara terbelakang sebelum dilakuakan di negara- negara Industri. Kediktatoran demokrasi rakyat merupakan prinsip ajaran dari Mao apa yang akan dibangun di atas kedaulatan rakyat di RRC. Sumbangan Mao yang istimewa dalam masalah kepartaian ialah dengan menjunjung panji menentang sektarianisme. Mao tidak pernah menganggap revolusi di daratan Cina sebagai gerakan eksklusif, ia meninjaunya dari sudut revolusi proletar dunia secara keseluruhan serta dari sudut perjuangan melawan imperialism. Karyanya adalah The Thoughts of Mao Tse Tung, “Laporan Mengenai Penyelidikan atas Gerakan Petani Yang Berperikemanusiaan” (Report on an Investigation of Peasont Movemen in Human) 1927. Pemikiran Mao dapat kita lihat dalam karyanya Api Yang Bisa Membakar Padang Ilalang.
 


5. Pan Islamisme 

 Pan Islamisme adalah suatu paham yang bertujuan untuk mempersatukan seluruh umat Islam di dunia. Berkembangnya Pan Islamisme pada awalnya berasal dari gagasan Jamaluddin al-Afghani (1839-1897). Namun, ada pula yang berpendapat bahwa paham tersebut berasal dari pendapa at-Tahtawi (1801-1873) sorang tokoh pembaharuan Islam di Mesir. 

1. Syekh Jamaluddin Al-Afghani

Sayid Jamaluddin Al-Afgani mengungkapkan bahwa:

  1. Islam adalah agama yang sesuai untuk semua bangsa maupun zaman. Kalau kelihatan ada pertentangan antara ajaran-ajaran Islam dengan kondisi perubahan zaman, maka penyesuaian dapat diperoleh dengan mengadakan interpretasi dan pengertian baru tentang ajaran itu.
  2. Kemunduran yang dialami oleh umat Islam tak lain karena telah meninggalkan ajaran Islam yang sesungguhnya.
  3. Pemahaman terhadap qadha dan qadar dirusak oleh sebagian ulama, menjadi fatalisme yang membawa umat Islam kepada keadaan statis.
  4. Pemahaman yang keliru terhadap hadits Nabi menyatakan bahwa umat Islam akan mengalami kemunduran di akhir zaman membuat umat Islam tidak merubah nasibnya.
  5. Jalan keluarnya adalah melenyapkan pengertian yang salah itu dan kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya.

2. Syekh Muhammad Abduh

 Syekh Muhammad Abduh mengungkapkan teori pembaharuannya sebagai berikut:

  1. Yang boleh dan harus disembah hanyalah Allah dan orang menyembah selain Allah adalah musyrik dan ia harus dibunuh.
  2. Orang Islam yang minta pertolongan kepada Wali atau Syekh atau kekuatan lain selain Allah, termasuk dia menjadi musyrik.
  3. Menyebut nama Nabi, Syekh atau Malaikat dalam doa juga syirik.
  4. Meminta selain kepada Allah adalah syirik.
  5. Bernazar selain kepada Allah adalah syirik.
  6. Tidak percaya kepada Qadha dan Qadar Allah itu menyebabkan kekufuran.
  7. Jalan keluarnya adalah melepaskan umat dari kesesatan ini dan kembali kepada Islam yang asli.



source:

http://www.pengertianahli.com/2013/10/pengertian-nasionalisme-menurut-ahli.html
http://www.pengertianahli.com/2013/12/pengertian-liberalisme-apa-itu.html#_
http://jalur-jalanlurus.blogspot.com/2011/08/tokoh-tokoh-liberalisme.html
http://whedyalkira.blogspot.com/2011/07/tokoh-pemikir-liberal.html
http://azzamkasep.blogspot.com/2013/01/ideologi-komunisme.html
http://pendidikansejaraha2012.blogspot.com/2014/03/pan-islamisme.html 
http://www.tuanguru.com/2011/12/pan-islamisme.html


Jika



“ Jika Anda berada di masa lalu, pada masa pergerakan nasional, organisasi apa yang akan Anda ikuti?”

Pertanyaan itu terlontar oleh guru saya ketika kami sedang me-review materi Pergerakan Nasional. Pikiran saya dibawa kembali ke masa lalu membayangkan para tokoh hebat yang memperjuangkan kemerdekaan dengan gerilya lewat organisasi yang membuat diri mereka dalam resiko besar atas pembuangan ke daerah terpencil, dipenjara atau bahkan dihabisi.
 Sebelum melontarkan pertanyaan tersebut, guru saya sempat menanyakan opini kami masing-masing mengenai karakteristik berjuang kami apabila kami berada pada masa tersebut. Saat itu, kebanyakan teman saya menjawab pendidikan.  Yah.... Saya sendiri sih sejujurnya bingung ya mau jawab apa. Mungkin nyali saya sebelum sempat berjuang akan ciut terlebih dahulu. Bayangin aja para tokoh yang bergerilya dengan bersikap non-kooperatif (Soekarno misalnya) kebanyakan dibuang ke daerah asing nan terpencil yang jelas gak bakal mau dikunjungi oleh yah kebanyakan dari kita sebagai generasi muda yang sudah terbiasa oleh kenyamanan fasilitas yang kita nikmati sekarang ini. Gausah ambil contoh jauh-jauh. Saya misalnya, berkunjung beberapa hari ke daerah tersebut aja, beh! Ogah banget, apalagi mesti dibuang untuk kurun waktu yang jelas tidak singkat demi menekan tekad supaya kita tetap menyerah memperjuangkan hal besar demi negara, yang benar saja?  Syukurnya, Indonesia tidak punya pejuang semacam saya di masa itu.___.    Duh T__T sedih juga sih saya baca statement saya tadi itu.  Tapi, okelah, di sisi lain pada hati saya /bahasanya xD/,  jelas dong, saya tetap punya tekad untuk berjuang! 
Berdasarkan tekad saya ini, saya merancang jawaban atas pertanyaan guru saya kemudian dengan pedenya menjawab; moderat. Tapi, setelah saya pikir ulang lagi, ‘Daripada setengah-setengah mendingan langsung non-kooperatif aja kali’. Nah, pada detik itu juga karakteristik berjuang saya langsung  semena-mena berganti’.____.  Labil? Eits, tapi saya bukan abg labil kok!xD
Berbekal karakteristik berjuang saya yang err... sudah saya putuskan sendiri, saya berusaha memikirkan jawaban atas pertanyaan kedua guru saya ini.
“Organisasi apa kira-kira ya, yang akan saya masuki?”
Imajinasi saya kembali melayang diantara nama organisasi besar yang telah berperan sedemikian rupa mewujudkan mimpi para pendahulu atas Indonesia yang merdeka, bebas dari kungkungan para penjajah yang terlalu lama berdiam di atas tanah yang jelas bukan hak mereka.
Setelah berpikir sekian waktu, akhirnya pilihan saya jatuh pada Partai Nasional Indonesia yang biasa dikenal dengan nama PNI.
Kenapa PNI? Kalau kalian bertanya seperti itu, uh, sedikit bingung juga sih mau jawab gimana. Salah satu alasan saya memilih organisasi tersebut sebenarnya cukup sederhana juga sih. Ketebak gak kira-kira di pikiran kalian? Um oke, daripada kelamaan mikir mendingan saya kasih tau aja ya, jawabannya!
Yep! Karena saya mengagumi sosok Soekarno. Bagi saya, Soekarno adalah sosok yang luar biasa hebat. Keberaniannya dalam menentang penjajah dan pihak yang tidak disukai, kehebatannya dalam memberikan pidato-pidato hebat yang menggugah semangat, beh, jelas sangat mengagumkan! Sebelum saya belajar sejarah secara terperinci, saya sudah menganggap Soekarno sebagai sosok yang amat luar biasa namun setelah belajar Sejarah Indonesia dengan lebih detail, rasanya makin amazed saja.
Selain itu, PNI adalah partai politik tertua di Indonesia, kan, keren kalau misalnya saya bisa bergabung di dalam sebuah partai yang menjadi pelopor gerakan-gerakan hebat di Indonesia. PNI yang dikenal tidak kooperatif dan tidak takut terhadap kaum penjajah juga menambah ketertarikan saya. Meski tokoh yang ada di dalamnya bolak-balik dibuang ke daerah terpencil ntah dimana itu, semangat mereka tidak tergoyahkan. Yang ada, justru kobaran semangat yang berkali kali lipat untuk tetap berjuang melawan ketidakadilan. Oleh karena itu, apabila saya hidup di masa lalu, saya akan memilih untuk masuk PNI.  

p.s : Alasannya lucu ya?._.